Rabu, 26 Juni 2013
Rabu, 16 Januari 2013
PEREKRUTAN KEPENGURUSAN HMJ GIZI PERIODE 2012/2013
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN GIZI
POLTEKNIK
KESEHATAN KEMENKES PADANG
Jln. Simpang Pondok Kopi Siteba –
Padang
Kriteria
calon Pengurus
HMJ Gizi Poltekkes Kemenkes Padang
tahun 2012/2013:
1. Merupakan
mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Padang Tingkat I dan 2
2. Bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
3. Jujur
dan beritikad baik
4. Berjiwa Demokrasi
5. Memahami
AD / ART
6. Aktif
dan kreatif
7. Bersedia meluangkan waktu,tenaga
demi kepentingan organisasi
8. Memiliki
hubungan yang baik kepada seluruh civitas akademika
9. Memiliki
pengalaman berorganisasi
10.
Sejat jasmani dan rohani
Mekanisme
Pendaftaran:
1. Calon Pengurus harus
mendownload FORMULIR PENDAFTARAN di http://owjha27.blogspot.com
2. Mengisi dengan lengkap formulir pendaftaran kemudian dikirim via
email ke owjha27@gmail.com
3. Membawa Print Out formulir Pendaftaran yang telah diisi pada saat
wawancara dan pas photo 3x4 sebanyak 3 lembar.
Waktu dan pelaksaan:
1.
Pendaftaran
Tanggal : 16 januari- 3 februari 2013
2.
Wawancara
Tanggal : 9 februari
2013
3.
Pengumuman hasil seleksi
Tanggal :18 februari
2013
Formulir Pendaftaran silahkan download disini
PERIODE 2012/2013
Rabu, 02 Januari 2013
Metode Penentuan Vitamin D
Pengukuran
25 Hydroxyvitamin D
Kebanyakan metode HPLC, tidak
membedakan antara 25 (OH) D2 dan 25 (OH) D3 dalam serum, dan jumlah dari kedua
komponen ada sebagai 25 (OH) D. Metode yang tersedia termasuk kompetitif
pengikatan protein tes, radioimmunoassays, dan HPLC dengan deteksi selanjutnya
langsung dengan (UV) ultraviolet. dalam
semua metode, pertama sterol harus diekstraksi dari serum dengan pelarut organik.
pemulihan sterol hanya dapat digunakan untuk metode radioimmunoassay
berdasarkan penggunaan pelacak tritium.
Maka, hanya metode HPLC mampu memisahkan dan mengukur 25 (OH) D2 dan 25 (OH) D3 (jones, 19.978, aksnes, 1992) dalam sampel serum tunggal (hummer, 1985), tetapi membutuhkan volume sampel yang besar, peralatan yang mahal, dan keahlian teknis yang cukup. Alat tes pengikat kompetitif menggunakan serum baik mamalia atau protein jaringan-yang mengikat 25 (OH) D. Koefisien variasi untuk dalam dan di antara tes adalah masing masing 4% -7% dan 7% -10%, (van der Wielen, 1995) cenderung lebih tinggi di kisaran yang lebih rendah dari pengukuran.
Maka, hanya metode HPLC mampu memisahkan dan mengukur 25 (OH) D2 dan 25 (OH) D3 (jones, 19.978, aksnes, 1992) dalam sampel serum tunggal (hummer, 1985), tetapi membutuhkan volume sampel yang besar, peralatan yang mahal, dan keahlian teknis yang cukup. Alat tes pengikat kompetitif menggunakan serum baik mamalia atau protein jaringan-yang mengikat 25 (OH) D. Koefisien variasi untuk dalam dan di antara tes adalah masing masing 4% -7% dan 7% -10%, (van der Wielen, 1995) cenderung lebih tinggi di kisaran yang lebih rendah dari pengukuran.
Radioimmunoassay (RIA) kit
menggunakan baik pelacak radioiodine,
dan scintillation counter atau gamma, masing-masing. dari metode yang tersedia, RIA sekarang menggunakan metode pelacak radioiodin untuk
mengukur serum 25(OH)D.
perawatan
harus dilakukan, namun, untuk memastikan bahwa RIA
kit terpilih mengukur
baik beredar 25
(OH) D2 dan 25
(OH) D3 sama
sehingga total 25 (OH) D dalam serum
tidak diabaikan. Beberapa Kit membawa kedua
25 (OH) D dan 1,25 (OH) 2D.
Kinerja
tes ali 25 (OH)
D harus dipantau melalui skema
kualitas vitamin D penilaian eksternal. serum
atau plasma sampel yang dikumpulkan
menggunakan EDTA atau
heparin sebagai suatu
antikoagulan dapat digunakan untuk pengujian,
dan sampel dapat dibekukan, meskipun pembekuan dan
pencairan berulang harus dihindari.
Serum 1,25 (Oh) 2d
1,25
(OH) 2D (calcitriol)
adalah bentuk aktif vit D. berinteraksi
dengan reseptor nuklirnya dalam usus, tulang, dan
ginjal untuk mengatur kalsium dan
metabolisme tulang. 1,25 (OH) 2D juga memiliki beberapa tindakan noncalcemic seluler. untuk lebih lanjut rincian (seeholick) (2003).
Sintesis
1,25 (OH) 2D di
ginjal dirangsang oleh konsentrasi serum rendah kalsium atau fosfor dan dihambat oleh kelebihan 1,25 (OH) 2D. Kecukupan vit. D dalam hubungan positif antara serum 1,25 (OH)
2D dan 25 (OH)
D konsentrasi, mungkin
karena 25 (OH) D konsentrasi rendah ada peningkatan konsentrasi
hormon paratiroid, yang meningkatkan
produksi 1,25
(OH) 2D di ginjal.
Metode
analisis meliputi HPLC, tes pengikatan protein
kompetitif , dan radioimmunoassay (RIA) menggunakan
radionuklida atau pelacak tritium (pelacak radioiodin).
Alkalin Fosfatase Serum
aktivitas alkali fosfatase dalam serum dapat digunakan sebagai ukuran
tidak langsung dari status vitamin D. Tetapi kegiatan peningkatan osteomalacia pada
orang dewasa dan rakhitis pada anak anak umumnya osteoporosis normal dalam aktivitas alkaline fosfatase. Serum juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dan
usia, dan perubahan arah dalam tingkat serum 25 (OH) D. Aktivitas alkali fosfatase serum secara signifikan lebih tinggi pada wanita dibandingkan
dengan laki-laki dan pada orang dewasa yang lebih tua dibandingkan muda,
kegiatan ini juga lebih tinggi pada anak-anak masa pertumbuhan dan wanita hamil, terutama
selama trimester ketiga. aktivitas alkali fosfatase serum tersebut juga dipengaruhi oleh berbagai penyakit hiperparatiroidisme, kanker tulang sekunder, dan kolelitiasis.
pada umumnya, pengukuran aktivitas fosfatase alkali dalam serum paling baik digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis klinis defisinsi vitamin D.
pada umumnya, pengukuran aktivitas fosfatase alkali dalam serum paling baik digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis klinis defisinsi vitamin D.
Banyak studi tentang
status vitamin D telah memasukkan
pengukuran kalsium dan fosfor konsentrasi dalam
serum dan urin. pengukuran yang paling berguna
jika dikombinasikan dengan
pengukuran serum 25
(OH) D dan
konsentrasi PTH. defisiensi
vit D pada bayi
dan anak-anak, kalsium serum dan kadar fosfor biasanya
berkurang. misalnya, secara signifikan lebih rendah rata-rata
konsentrasi kalsium serum dilaporkan pada neonatus Perancis dengan serum 25
(OH) D konsentrasi kecil dari 30nmol / L
dan konsentrasi PTH meningkat, dibandingkan dengan subyek dengan nilai
normal untuk parameter biokimia. seperti kalsium
serum total saja, keberadaan seperti tiga serangkai gangguan biokimia sangat
menunjukkan kekurangan vitamin D.
MAKALAH
MEDIA GIZI BOOKLET
Diajukan sebagai tugas mata
kuliah umum
Penyuluhan Konsultasi Gizi
PROGRAM STUDI D III JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemampuan
seseorang dalam menerima suatu informasi berbeda beda. Ada seseorang yang bisa
menerima informasi dengan cepat, ada yang perlu berulang ulang kali agar
informasi tersebut dapat diterimanya dan ada yang dengan menggunakan suatu
media seperti iklan, buku, dll.
Ada
berbagai macam media dalam menyampaikan suatu informasi seperti informasi gizi,
yaitu berbagai media cetak dan elektronik antara lain radio, poster, leaflet,
lembar balik, flash card, booklet, slide persentation, dan juga film.
Media
tersebut dapat meringankan pekerjaan tanpa harus memperagakan atau memberikan
penyuluhan langsung. Perlunya media dikarenakan dengan adanya media bisa
mempermudah penerimaan pesan dan penyampaian pesan, mendorong keinginan untukt
tahu lebih banyak.
Sebagai
contoh media seperti booklet yang memberikan informasi dan pesan pesan yang
singkat dan ada yang disertai dengan gambar. Untuk lebih memahami media ini,
maka perlu dipaparkan dalam makalah ini tentang Booklet sebagai media gizi.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
dari makalah ini adalah menjelaskan tentang pengertian booklet, syarat booklet,
fungsi booklet, pembuatan booklet, kelebihan dan kekurangan booklet, cara
penggunaan atau memakai booklet.
C.
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah agar mengetahui tentang pengertian booklet,
syarat booklet, fungsi booklet, pembuatan booklet, kelebihan dan kekurangan
booklet, cara penggunaan atau memakai booklet.
D.
Manfaat
Dari
makalah ini diharapkan manfaatnya yaitu bisa menggunakannya sebagai media dalam
menyebarkan informasi tentang gizi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Booklet
Booklet
adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang
bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak massa, dan
berbentuk cetakan, sehingga
akhir dari tujuannya tersebut adalah agar masyarakat yang sebagai obyek
memahami dan menuruti pesan yang terkandung dalam media komunikasi massa
tersebut.
Komunikasi yang
mengalami perkembangan secara pesat dan biasanya dihubungkan secara langsung
dengan HT (High Teknology), hal ini disebabkan adanya kesalingterikatan antara
komunikasi dan high teknologi tersebut. Maka dengan adanya high
treknologi tersebut antara jarak dan waktu dalam dunia saat ini tidaklah menjadi
masalah yang banyak diributkan oleh masyarakat luas.
Booklet
dalam bagiannya sebagai salah satu media komunikasi yang tergantung pada high
teknologi ini merupakan alternatif yang menyugukan ke efektifan dan keefisienan
dalam hasil dan prosesnya, sehingga
mampu menjadi sebuah alternatif di masa yang serba instan (cepat) ini.
Menurut
effendy sholeh dalam bukunya periklanan di era masa kini, menyebutkan, bahwa
booklet adalah suatu sarana periklanan yang mampu menarik banyak
konsumen-konsumen produktif. Hal ini disebabkan oleh adanya booklet yang bisa
mencakup tidak hanya satu produk saja, akan tetapi dapat mencakup berbagai
jenis-jenis produk yang itu bisa membuat konsumen melakukan perbandingan dalam
hal marketing.
Booklet adalah terbitan tidak berkala yang
dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan
terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan
satu (antara lain dengan stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki
sampul, tapi tidak menggunakan jilid keras. Bila terdiri dari satu
halaman, booklet umumnya dicetak pada kedua sisi, dan
dilipat dengan pola.
B.
Syarat Suatu
Booklet
Booklet merupakan media
termasuk dalam kategori media lini bawah (below the line media). Sesuai
sifat yang melekat pada media lini bawah, pesan yang ditulis pada media
tersebut berpedoman pada beberapa kriteria yaitu:
1.
Dalam Bentuk
tulisan dan gambar, atau kombinasi keduanya
2.
Kata
yang digunakan ekonomis
3.
Menggunakan
kalimat pendek, sederhana, singkat, ringkas
4.
Menggunakan
huruf besar dan tebal
5.
Penggunaan
huruf tidak kurang dari 10 pt
6.
Harus sesuai dengan
isi materi yang akan disampaikan
7.
Dikemas
menarik
C.
Fungsi
Booklet
Booklet
umumnya digunakan dengan tujuan untuk
memberikan informasi dengan spesifik, dan banyak digunakan sebagai media
alternatif untuk dipelajari pada setiap saat bila seseorang membutuhkannya.
Fungsi
booklet sebagai
media komunikasi pendidikan kesehatan adalah :
1. Untuk
menimbulkan minat sasaran pendidikan.
2. Membantu
di dalam mengatasi banyak hambatan.
3. Membantu
sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
4. Merangsang
sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang
lain.
5. Untuk
mempermudah penyampaian bahasa pendidikan.
6. Untuk
mempermudah penemuan informasi oleh sasaran pendidikan.
7. Mendorong
keinginan orang untuk mengetahui lalu mendalami dan akhirnya mendapatkan
pengertian yang lebih baik.
8. Membantu
menegakkan pengertian yang diperoleh.
Booklet sering juga berfungsi oleh berbagai macam
organisasi seperti berikut:
1. Organisasi
partai politik
Adalah
organisasi yang bergelut dibidang perpolitikan, seperti Golkar, PDIP (Partai
Demokrasi Indonesia Persatuan ), PKS (Partai Keadilan Sosial), PKB (Partai
Kebangkitan Bangsa) dan lain-lainnya. Lembaga ini menggunakan media booklet
sebagai wadah komunikasi dengan kader-kadernya.
2. Organisasi
kepemudaan
Organisasi
kepemudaan yang biasanya bergerak dalam hal-hal kepemudaan, seperti gerakan
organisasi pemuda pemuda Nahdlatul Ulama. Gerakan pemuda Pancasila dan lain
sebagainya. Organisasi ini tidak jauh beda dengan organisasi partai politik,
yang menggunakan booklet sebagai wadah aspirasi kejiwaan anggota-anggotanya dan
sumber informasi tentang organisasi tersebut.
3. Organisasi
keagamaan
Organisasi ini
biasanya memanfaatkan booklet sebagai wadah dakwah atau si’ar dari agama
tersebut.
4. Organisasi kemahasiswaan
Organisasi ini
yang biasanya sangat idealis dengan keintelektualannya ini, biasanya
menggunakan fungsi booklet ini sebagai sara atau wadah untuk mengaktualisasikan
teori yang ada dibenak mereka.
5. Organisasi
kedaerahan
Organisasi kedaerahan
ini memanfaatkan media komunikasi yang berupa booklet sebagai sarana untuk
memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan daerah yang bersangkutan.
Lembaga-lembaga yang lain masih banya yang menggunakan fungsi dari booklet ini.
Dan biasanya itu tak bisa lepasa dari visi dan misi lembaga tersebut.
D.
Pembuatan
Booklet
Booklet dicetak, kita harus menyiapkan
print out yang akan dijadikan informasi di dalam booklet, dan harus Sebelum
memenuhi persyaratan dalam membuat booklet seperti yang telah dibahas
sebelumnya. Terpenting dalam membuat booklet informasi yang ingin diberikan
harus singkat, padat, dan jelas serta sesuai dengan tujuannya.
Langkah-langkah pembuatan booklet:
1.
Siapkan alat bantu seperti komputer dan printer.
2.
Siapkan informasi yang akan dijadikan booklet dalam
bentuk softcopy
(informasi
seperti: sejarah, fasilitas, pelayanan, visi dan misi,dll)
3.
Buka aplikasi pembuatan brosur seperti Ms.Word
4.
Buka dokumen yang mau dibuat booklet.
5.
Klik page layout. Pilih costum
margin. Pada multiple pages, Silahkan pilihbookfold dan sheet
perbloked All. Orientasi berubah secara otomatis menjadi
landscape.
6.
Klik OK
7.
Silahkan anda edit margin dan header
atau footernya sesuai dengan keperluan anda.
8.
Pastikan printer sudah siap
9.
Klik Office button, pilih print.(pilih
jenis print yang anda gunakan)
10.
Centang pada pilihan manual
duplex.
11.
Klik OK
E.
Kelebihan
dan Kelemahan
Booklet
1. Kelebihan
a. booklet
ini menggunakan media cetak sehingga biaya yang dikeluarkannya itu bisa lebih
murah jika dibandingkan dengan menggunakan media audio dan visual serta juga
audio visual.
b. proses
booklet agar sampai kepada obyek atau masyarakat bisa dilakukan sewaktu-waktu.
c. proses
penyampaiannya juga bisa disesuaikan dengan kondisi yang ada.
d. lebih
terperinci dan jelas, karena lebih banyak bisa mengulas tentang pesan yang
disampaikannya.
2. Kelemahan
a. booklet
ini tidak bisa menyebar ke seluruh masyarakat, karena disebabkan keterbatasan
penyebaran booklet.
b. Tidak
langsungnya proses penyampaiannya, sehingga umpan balik dari obyek kepada
penyampai pesan tidak secara langsung (tertunda).
c.
Memerlukan banyak
tenaga dalam penyebarannya.
F.
Cara
Pemakaian Booklet
Jika
pengertian booklet ditinjau dari sisi produksi, maka dapat diambil pengertian
bahwa booklet adalah sebuah media massa cetak yang bertujuan untuk menyebarkan
informasi, memberitahukan informasi. Sehingga pandangan umum masyarakat
mengatakan bahwa booklet tidak jauh berbeda dengan promosi atau
sponsor-sponsor.
Sebagai
contohnya adalah sebuah perusahaan wara laba yang menggunakan jasa media
komunikasi massa berupa booklet, untuk memasarkan barang-barang yang
diproduksinya. Mulai dari :
1. Bentuk
barang produksi.
2. Keunggulan
dan kelemahan barang produksi.
3. Perbedaannya
dengan barang sama tetapi diproduksi oleh usaha lain.
4. Dimana
bisa memperolehnya dan
5. Berapa
harga dari produksi tersebut.
Sedangkan
jika ditinjau dari penyebarluasannya, booklet mempunyai pengertian bahwa adalah
sebuah media dari komunikasi massa yang tidak hanya menyiarkan, memberitahukan
dan memasarkan, akan tetapi booklet ini juga bisa berupa sebuah perwujudan dari
sebuah informasi yang bisa berupa pengertian-pengertian asal usul berdirinya
organisasi, penyuluhan dari organisasi-organisasi, serta pemberitahuan
masyarakat yang biasanya lebih bersifat umum.
Contohnya
disini adalah : sebuah organisasi yang baru mucul, kemudian dengan media
komunikasi berupa booklet berusaha untuk memberitahukan kepada masyarakat luas,
bahwa telah berdiri organisasi yang seperti itu, setelah masyarakat mengetahui
adanya eksistensi organisasi tersebut, maka langkah organisasi tersebut adalah
penyuluhan-penyuluhan atau hasil produksi dari bidang kekhususan organisasi
tersebut.
Setelah
itu melalui booklet ini, organisasi tersebut mulai mengisi booklet tersebut
dengan pesan-pesan yang lebih bersifat umum, seperti larangan memakai narkoba,
larangan seks bebas, anjuran agar giat bekerja, anjuran untuk meningkatkan
ketakwaan dan sebagainya sesuai dengan visi dan misi organisasi tersebut.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Booklet adalah media komunikasi massa
yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran,
larangan-larangan kepada khalayak massa, dan berbentuk cetakan. Menurut effendy
sholeh dalam bukunya periklanan di era masa kini, menyebutkan, bahwa booklet
adalah suatu sarana periklanan yang mampu menarik banyak konsumen-konsumen
produktif.
Syarat sebuah booklet antara
lain: dalam bentuk tulisan dan gambar, atau kombinasi keduanya, kata
yang digunakan ekonomis , menggunakan
kalimat pendek, sederhana, singkat, ringkas,
menggunakan huruf besar dan tebal, penggunaan huruf tidak
kurang dari 10 pt, harus sesuai
dengan isi materi yang akan disampaikan,dikemas
menarik .
Buklet berfungsi sebagai suatu
media untuk menyampaikan informasi spesifik kepada masyarakat untuk dipelajari
setiap saat dibutuhkan. Dalam sasaran pendidikan booklet berfungsi juga untuk
membantu untuk belajar lebih banyak dan cepat dan bisa meneruskan pesan pesan
yang diterima kepada orang lain.
Booklet dapat dibuat
menggunakan aplikasi seperti Ms. Word, corel draw, adobe photoshop, dll.
Booklet memiliki kelebihan yaitu
biaya
yang dikeluarkannya itu bisa lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan
media audio dan visual serta juga audio visual, proses booklet agar sampai kepada obyek
atau masyarakat bisa dilakukan sewaktu-waktu,mlebih
terperinci dan jelas, karena lebih banyak bisa mengulas tentang pesan yang
disampaikannya. Sedangkan kelemahannya adalah tidak
bisa menyebar ke seluruh masyarakat, karena disebabkan keterbatasan penyebaran
booklet, tidak langsungnya proses
penyampaiannya sehingga umpan balik dari obyek kepada
penyampai pesan tidak secara langsung (tertunda), Memerlukan banyak tenaga dalam
penyebarannya.
Jika pengertian booklet ditinjau dari
sisi produksi, maka dapat diambil pengertian bahwa booklet adalah sebuah media
massa cetak yang bertujuan untuk menyebarkan informasi, memberitahukan
informasi. Sehingga pandangan umum masyarakat mengatakan bahwa booklet tidak
jauh berbeda dengan promosi atau sponsor-sponsor.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri,
Saiful. 1990. Komunikasi Massa. Surabaya:
PT Agung Cipta.
Hariri, Ahmad. 1999.
Periklanan Masa Kini. PT. Adi Cipta.
Sudrajat, Edi.1987. Komunikasi Organisasi.
Jogjakarta:Surya Persada.
Langganan:
Postingan (Atom)